
Pertanyaan-pertanyaan itu selalu menggelayut di benakku, terus berlanjut sampai aku menginjak kembali bumi kinanah ini. Hingga pada pekan kemarin, aku menemukan satu berita yg mencengangkan; dipecatnya seorang dosen yg mengatakan "Nabi Saw. adalah tokoh sekuler terbesar dlm sejarah manusia", dari jajaran pengajar fakultas teknik Univ al-Azhar. Dosen itu bernama Muhammad Ridha Muharram, setahuku dia adalah dosen pertama yg dipecat karena menghina Nabi Muhammad Saw.
Dr. Usamah al-'Abd; tidak ada tempat di al-Azhar bagi dosen jurusan teknik yg menghina Nabi Saw.
Rektor Azhar (Dr. Usamah al-'Abd) tidak perlu berpikir panjang utk mengambil keputusan ini, setelah mendengar laporan dari beberapa mahasiswa yg mendengar sendiri pernyataan Dr. Muharram. Sang rektor berpendapat; "bagaimana kita bisa begitu marah saat mendengar pernyataan orang barat yg menghina Nabi Saw., tapi kita hanya berdiam diri saat salah satu dosen kita salah memahami kedudukan Nabi".
Memang benar, ada beberapa nama cendekia Mesir yg sering dianggap termasuk para pengusung liberalisme pemikiran. Sebut saja; Toha Husein, Qasim Amin, Hasan Hanafi, dll. Tapi setidaknya, peristiwa ini dapat membuktikan bahwa al-Azhar akan selalu menjadi garda depan dlm menjaga akidah umat, dan syariat Nabi Muhammad Saw.
Jadi, masih yakin Mesir dan al-Azhar sekuler?
Tidak ada komentar: