Bagi mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo, ada tiga sumber
utama untuk menimba ilmu. Yaitu, kampus, talaqi
dan kajian keilmuan yang banyak tersebar dalam komunitas Masisir. Agar ilmu
yang didapat maksimal, seorang mahasiswa Al-Azhar harus bisa menyelaraskan
ketiga sumber ilmu tersebut. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Rifqi Ariza, Lc
dalam Seminar Sehari yang dilaksanakan di sekretariat IKPM Cabang Kairo, Rabu
(18/2)
Dalam seminar yang bertemakan “Membangun Nalar Intelektual
dan Pemetaan Diskursus Pemikiran” itu, Rifqi Ariza menjalaskan bahwa ketiga sumber
ini sangat penting untuk dijaga keseimbangannya, karena sumber yang satu,
menunjang yang lainnya. “Jangan hanya fokus
di salah satu saja. Seperti kuliah saja, nanti kita tidak pandai menulis, karena
tidak diwajibkan di kuliah. Jangan juga kajian saja, nanti berkah dari
menghadiri majelis ilmu tidak kita dapat, begitu juga adab kepada ulama. Atau talaqi saja tanpa kuliah, nanti tak
selesai-selesai.” Ujarnya.
Seminar yang ditargetkan bagi mahasiswa tingkat 1
universitas al-Azhar Kairo ini bertujuan untuk mengajak para audiens membuat perencanaan
dan pemataan yang matang untuk perjalanan keilmuan selama di Mesir. Apalagi
kini, setiap mahasiswa dituntut memiliki spesiaalisasi di bidang ilmu tertentu,
atau takhossus, “Mengapa kita perlu takhossus, karena ini adalah tuntutan
zaman sekarang” Ujar Rifqi Ariza yang juga ketua Dari Pimpinan Cabang Istimewa
Muhamadiyah Mesir.
Bersama Rifqi Ariza, Sheila Ardiana, Lc. turut menjadi
pembicara dalam seminar yang berlangsung selama 4 jam ini. Dalam pemaparannya,
mahasiswi peraih predikat mumtaz sejak tingkat satu hingga lulus ini,
menjelaskan bahwa dalam menuntut ilmu ada 4 poin yang harus dimiliki “Kita
harus punya Azimah yaitu niat, juga fokus, istiqomah dan barakah waktu.” Ia
juga menjelaskan bahwa kegiatan keilmuan yang dilakukan harus dijalani dengan
baik, seperti kala membaca sebuah buku. Tidak cukup hanya sekedar dibaca. Ia menerangkan
bahwa sebuah bacaan perlu di-review.
Dengan cara menghafal, mendiskusikan, menuliskan, mengkomparasikan dan
mengamalkan.
Ketua IKPM Cabang Kairo, Pangeran Arsyad, mengungkapkan “Acara
ini sangat penting, karena kebanyakan mahasiwa baru masih belum bisa melihat
dengan baik, jalan yang harus ditempuh dan bagaimana cara yang terbaik untuk menempuhnya,
sama seperti yang saya rasakan pas jadi mahasiswa baru. Untuk itu mereka
membutuhkan sharing ilmu dan
pengalaman dari senior. Dengan demikian perjalanan keilmuan bagi teman-teman
mahasiswa baru akan lebih terarah dan terkawal”
Untuk menindaklanjuti apa yang telah disampaikan dalam seminar
itu, IKPM Cabang Kairo melakukakan follow
up dengan membentuk kelompok kelompok kecil berjumlah 10 hingga 12 orang untuk
mengadakan kajian mingguan secara berkelanjutan.
Tidak ada komentar: