![]() |
Suasana Kajian Nun Center, Sabtu 27 Agustus 2016 |
IKPM, Kairo- Dunia kajian ilmiah
IKPM Kairo kembali bergema pada (Sabtu, 27 Agustus 2016). Dengan kembalinya
Kajian Nun Center meneruskan kegiatan
kajian ilmiah setelah vakum libur semester.
Bertindak sebagai pemakalah perdana ialah Salman Abdurrubi, Mahasiswa Al
Azhar Fakultas Syariah dan Aprilia Sukma Mahasiswa Al Azhar Fakultas Syariah.
Keduanya dengan apik memaparkan makalah masing-masing. Pada kali ini Salman
membawakan makalah dengan judul Kesalahan Orientalis Dalam Memahami
Pengkodifikasian Al Qur’an (Studi Pemikiran Arthur Jeffery) dan Sukma
membawakan makalah dengan judul Asumsi Orientalis Terhadap Hadits.
Meskipun perdana kajian terasa
hangat dan menarik dikarenakan pemilihan tema yang menarik dari kedua
pemakalah. Ust Miftah Firdaus, Lc. Sebagai koordinator kajian memberikan apresiasi
kepada kedua pemakalah karena telah membawakan tema kajian yang menarik ditambah
besarnya antusias dari peserta kajian. “Alhamdulillah kajian pertama baik. Para
pemakalah menyampaikan materi yang menarik, ini diluar ekspektasi untuk ukuran
pemakalah perdana. Peserta kajian juga tampak sangat antusias dalam mengikuti
kajian. Walaupun terdapat banyak kekurangan dan evaluasi seperti pembimbing
yang minim dan lainnya. Semoga kedepannya lebih baik”. Sahut Mahasiswa asal
Banten tersebut. Ust Miftah juga
berharap pada anggota kajian Nun Center dapat menjadi contoh bagi teman-teman
dan adik kelas terutama dalam hal akademis.
Salman sebagai pemakalah perdana
membeberkan kesalahan metodologis seorang orientalis kenamaan Arthur Jeffery
dalam usahanya menguak sistem kodifikasi Al Quran yang dimulai sejak masa Abu
Bakar. Berbagai argumen disampaikan Salman dengan baik sehingga dapat
memaparkan titik kesalahan Arthur Jeffery. Semuanya tidak terlepas dari
persiapan matang yang dilakukan beberapa pekan sebelum kajian. “Persiapan
dilakukan dengan membaca langkah-langkah untuk membuat makalah, selektif dalam
memilih referensi dan baik dalam meringkas permasalahan. Walaupun sempat
kerepotan karena perdana, tapi ini adalah batu loncatan sebagai mahasiswa
karena sudah bertemu dengan makalah” kata Mahasiswa yang berasal dari Blitar,
Jawa Timur ini.
Lain halnya dengan Sukma,
Mahasiswa asal Batam ini mengupas kesalahan asumsi beberapa orientalis terhadap
hadits. Disebutkan beberapa orientalis kenamaan seperti Ignaz Goldziher, Joseph
Schnact dan Jyunboll beserta pemahaman mereka tentang hadits. Untuk menguatkan argumennya
Sukma menghadirkan bantahan berupa pemikiran dari beberapa ulama muslim
terkemuka lainnya. Saat ditanya tentang perasaannya tampil sebagai pemakalah
perdana Sukma menuturkan: “sejujurnya saya terkesan terburu-buru dalam menulis
makalah dikarenakan terbatasnya referensi yang membahas tentang tema. Namun alhamdulillah
saya bisa menyelesaikan makalah dengan bantuan buku-buku Pdf dan jurnal-jurnal”.
Kajian terasa hangat dengan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta
diskusi kepada kedua pemakalah.
Nun Center merupakan salah satu
kajian aktif Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) yang berada di bawah
naungan IKPM Cairo. Kajian yang berdiri tahun 2009 ini memusatkan kajiannya
pada arus pemikiran yang beredar di era ini. Selain melatih mahasiswa untuk
aktif berdiskusi, kajian juga menjadi sarana mahasiswa untuk berani memberikan
wacana hasil dari pengetahuan yang didapat dari halaqah talaqqy dan
bangku kuliah. Dalam hal ini Ridho Rofiqul
Umam sebagai ketua IKPM menuturkan “IKPM akan terus mendukung penuh segala
kegiatan anggota dalam hal akademisi begitupun kegiatan-kegiatan lainnya. Kedepannya
kami berharap anggota IKPM tidak hanya berkembang sebagai pemikir namun juga dapat
mewarnai segala lapis kegiatan di Masisir baik talaqqy, kuliah ataupun
organisasi.(ibnuidris)
Tidak ada komentar: