Ikpmkairo.com
– Setelah kurang lebih satu periode tidak terbit, kini pada September 2017 M/
Dzulhijjah 1439 H, Majalah Latansa milik IKPM Kairo kembali terbit dengan
mengulas tema urgensi bermazhab sebagai edisi pertamanya. Latansa adalah
majalah edukatif yang dikelola dari beberapa warga IKPM Kairo sebagai wadah dan
sarana tulis menulis bagi warga IKPM yang disajikan kepada seluruh elemen Masisir.
Luthfiah Muflihah, Pimpinan Umum Latansa saat ini,
mengatakan bahwasanya Latansa kali ini bukan hanya akan disajikan pada warga
Masisir, melainkan bagi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia, khususnya di UNIDA
Gontor. Ia menerangkan bahwasanya gaung manhaj azhar mestinya didengar
di Indonesia, apalagi di Gontor. “Maka majalah Latansa ini kurang lebih akan
mewakili tulisan mahasiswa Indonesia di al-Azhar, khususnya para alumni Pondok
Modern (PM)”, ujar Luthfiah.
Pada
edisi pertama ini Latansa mengupas semua permasalahan dalam bermazhab ; dari
eksistensi mazhab empat, bagaimana kita bersikap terhadap mazhab, hingga
meluruskan pemahaman bermazhab dan taklid—dengan melakukan wawancara ekslusif
terhadap Syekh Hisyam Kamil al-Azhari al-Syafii— agar tidak terjerumus pada
fanatik buta. Selain itu Latansa juga menghadirkan rubrik-rubrik seputar dunia
islam, seperti khazanah, dunia kampus, biografi, kabar azhar dan lainnya.
Presiden
PPMI Mesir saat ini, Pangeran Arsyad, mengatakan bahwa majalah Latansa
merupakan sebuah karya dan bukti produktifitas yang dihasilkan mahasiswa
Indonesia di Mesir. Menurut sarjana Akidah Filsafat Universtas al-Azhar
tersebut, dengan Latansa mahasiswa Indonesia di Mesir dapat ikut berpartisipasi
dalam menyumbangkan gagasan dan pemikiran yang segar dalam ranah keilmuan Islam
hingga ke Tanah Air. “Saya ucapkan selamat sebesar-besarnya kepada IKPM Kairo
yang mampu menghadirkan Latansa”, ujar Pangeran.
Senada
dengan Pangeran, ketua IKPM sekarang, Fathan Fadhlurrahman, turut menghimbau
para warga masisir untuk membaca majalah Latansa, karena diisi dengan berbagai
ilmu dan pengetahuan. “Didalam majalah ini semua penulis dihimbau untuk
mengambil referensi dari sumber yang benar dan terpercaya, agar dapat memberi
semangat para pembaca untuk dapat menambahkan rasa semangat untuk membaca dan
menumbukan rasa cinta terhadap ilmu, agama dan negara”, tutup Fathan.
Red : Bana
Tidak ada komentar: