Disaat dunia dihantui oleh kemerosotan moral dan krisis ilmu pengetahuan, lagi-lagi bendera Gontor harus tetap
berkibar dengan nilai-nilai yang dapat membentengi problema tersebut. Ini semua
karena seluruh kehidupan yang ada di Gontor selalu bernafaskan nilai-nilai panca jiwa yang dijiwai dalam
setiap suasana, yang diantaranya adalah nilai kesederhanaan.
Pada Senin (26/2) kemarin, Pimpinan
Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Kyai Hasan Abdullah Sahal, ikut duduk
mengikuti muhadharah pelajaran Qadhaya Fiqih Mu’ashirah bersama para
mahasiswa al-Azhar Fakultas Syariah tingkat I. Dari yang awalnya hanya ingin
melihat dan memantau ruangan yang akan dipakai sidang tesis anaknya pada Selasa
(27/2), akhirnya Kyai Hasan menyempatkan dirinya untuk duduk bersama sekaligus berkilas
balik masa-masa saat menjadi mahasiswa di al-Azhar.
Potret kejadian ini sangatlah membekas
sekaligus memotivasi para mahasiswa Mesir, alumni Gontor khususnya, akan
semangat gurunya dalam menuntut ilmu serta memaknai arti kata “kesederhanaan.”
Diumurnya yang sekitar 70-an ini, sosok dan pribadinya masih mempunyai tekad
dan kemauan untuk mendengar, menyimak, memperhatikan penjelasan dosen di kelas serta
duduk bersama para mahasiswa lainnya. Ini semua adalah buah dari implementasi
nilai kesederhanaan yang diajarkan oleh Gontor.
Sebagaimana yang sering disampaikan
oleh beliau, bahwasanya sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga
berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat
nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, kegigihan, dan penguasaan diri
dalam menghadapi perjuangan hidup.
Di balik kesederhanaan ini terpancar
jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di
sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yag menjadi syarat
bagi pejuang dalam segi kehidupan.
“Selain ingin bernostalgia dengan
masa-masa perkuliahannya, pendek saya, Kyai ingin mengajarkan pada kita semua
bahwa jika sudah ada dalam suatu tujuan, maka hendaknya kita memfokuskan pada
apa yang telah kita targetkan.” ujar salah satu mahasiswa baru.
Selain pertemuan tersebut, beliau
juga mengadakan pertemuan dengan Dekan Fakultas Dirasat Islamiyyah lil banat di Madinat
Nasr, membicarakan berbagai hal, teutama tentang tesis anaknya, Ustadzah Fisa. Dan
perjumpaan ini juga merupakan kunjugan balasan dari kunjugan Dukturah I’timad dan
Dukturah Nahlah yang telah berkunjung ke Pondok Modern Gontor Putri beberapa
bulan lalu.
Secara kasat mata, al-Azhar dan
Gontor adalah dua bangunan kokoh yang telah banyak mewariskan nilai-nilai ke
mata penjuru dunia. tak bisa lagi dipungkiri, kehadiran sosok Ayahanda kemarin
benar-benar mengajarkan arti bagaimana menjadi pribadi yang Gontori, Azhari
dan Indunisi.
Rep: Bana
Red: Farah
Tidak ada komentar: